Skill service oriented adalah salah satu soft skill yang semakin dicari di dunia kerja saat ini. Rasanya, punya kemampuan ini akan menjadi nilai tambah besar, atau bahkan prioritas utama di tengah persaingan ketat dan ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi. Tapi sebenarnya, apa sih skill service oriented itu?
Banyak orang mengira skill ini hanya penting untuk pekerjaan layaknya customer service. Padahal, siapa pun yang bekerja dengan orang lain baik itu atasan, klien, atau rekan tim; semua butuh kemampuan ini agar bisa sukses dan dihargai di lingkungan kerja. Apalagi, skill ini bisa jadi pembeda utama antara karyawan biasa dan profesional yang dicari banyak perusahaan.
Ayo kenali lebih dalam apa itu skill service oriented, contoh nyata penerapannya, dan tips mengembangkannya di dunia kerja!
Skill Service Oriented Adalah Modal Penting di Dunia Kerja
Bayangkan kamu bekerja dengan seseorang yang selalu sigap membantu, mendengarkan dengan seksama, dan tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan tenang serta solutif. Menyenangkan, bukan?
Secara garis besar, ini salah satu nilai-nilai inti dari skill service orientation. Yakni sikap yang menempatkan kepentingan orang lain sebagai prioritas, cepat tanggap, inisiatif tinggi, dan mampu memberi solusi dengan sikap positif. Namun selengkapnya, simak pengertian berikut.
Apa Itu Skill Service Oriented?
Skill service oriented adalah kemampuan untuk menempatkan kepuasan orang lain sebagai prioritas dalam setiap interaksi; baik itu pelanggan, rekan kerja, atasan, atau siapa pun yang terlibat dalam lingkungan kerja. Orang dengan skill service oriented cenderung punya kepekaan tinggi terhadap kebutuhan orang lain dan berusaha memberikan bantuan dengan cara yang positif dan profesional.
Skill ini juga berkenaan dengan sikap proaktif, sabar, perhatian terhadap detail, dan bagaimana membuat orang lain (terutama pelanggan) merasa dihargai, dipahami, dan nyaman. Kepekaan dan keramahan dari skill service oriented juga membuat kita mampu mengantisipasi, mengidentifikasi, dan memenuhi kebutuhan orang lain yang seringkali tidak terucapkan.
Seringkali, skill ini ditekankan terutama pada perushaaan yang bergerak di bidang jasa, hospitality, atau pelayanan publik Tapi bukan berarti hanya berlaku di bidang tertentu, skill ini juga sebenernya sangat penting dan dibutuhkan di industri kreatif, teknologi, atau edukasi juga; mengingat setiap pekerjaan pada dasarnya melibatkan manusia.
Contoh Penerapan Skill Service Oriented
Skill service oriented terlihat dari cara kita berbicara sekaligus tercermin dalam tindakan sehari-hari di tempat kerja. Baik kamu bekerja frontliner melayani pelanggan atau di balik layar sebagai bagian dari tim internal, skill ini tetap relevan dan bisa diterapkan dalam banyak situasi nyata. Berikut contohnya:
1. Menyambut dengan Sikap Positif
Senyum tulus dan sapaan ramah mungkin terdengar sederhana, tapi sering jadi pembuka interaksi yang menyenangkan. Misalnya, saat kamu menyambut pelanggan di toko, atau saat menyapa rekan kerja baru di kantor; gestur kecil ini bisa menciptakan suasana yang lebih nyaman dan terbuka!
2. Mendengarkan dengan Empati
Penerapan skill service oriented juga terlihat saat kamu benar-benar mendengarkan keluhan, kebutuhan, atau pertanyaan orang lain. Contohnya, customer menghubungi layanan CS karena produknya bermasalah. Daripada langsung memberi solusi teknis, kamu bisa mulai dengan: “Maaf atas ketidaknyamanannya, boleh saya bantu cek lebih lanjut?” Kalimat ini menunjukkan kamu peduli, bukan sekadar menjalankan tugas.
3. Memberikan Solusi Proaktif
Orang yang punya mindset service oriented tidak hanya menunggu disuruh. Ia akan memiliki intrinsic motivation untuk mencari tahu apa yang bisa diperbaiki atau ditingkatkan, bahkan sebelum diminta. Contoh: staf hotel yang melihat tamu kebingungan mencari lift, langsung menghampiri dan menawarkan bantuan.
4. Menjaga Komunikasi yang Jelas dan Sopan
Dalam situasi yang menantang layaknya menangani komplain atau permintaan mendadak, skill ini akan terlihat dari cara kamu menyampaikan penjelasan dengan tenang dan sopan. Bagaimanapun, kamu tetap mengutamakan kenyamanan lawan bicara meskipun situasinya tidak ideal.
5. Follow-Up Tanpa Diminta
Satu hal kecil tapi berdampak besar adalah melakukan follow-up tanpa harus diingatkan. Misalnya, setelah janji akan mengirim email, kamu benar-benar melakukannya secara tepat waktu. Ini menandakan kamu peduli terhadap kepuasan dan kenyamanan orang lain, bukan sekadar menyelesaikan pekerjaan untuk formalitas.
Penerapan skill service oriented sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja, di bidang kerja apa pun. Kuncinya ada pada kepekaan terhadap kebutuhan orang lain dan kemauan untuk memberikan yang terbaik. Ketika skill ini jadi bagian dari sikap kerja harian, hasilnya bukan hanya kepuasan orang lain tapi juga kepercayaan dan reputasi profesional yang lebih kuat.
Tips Mengembangkan Skill Service Oriented
Skill service oriented bisa dilatih dan dikembangkan seiring waktu. Hal paling penting yang harus kita miliki adalah kemauan untuk terus belajar, beradaptasi, dan membuka diri terhadap kebutuhan orang lain. Berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu mulai dari sekarang:
1. Latih Empati Lewat Perspektif Orang Lain
Cobalah membiasakan diri untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Saat menghadapi komplain atau permintaan, tanyakan dalam hati: “Kalau aku di posisi mereka, apa yang aku butuhkan?” Cara berpikir ini bisa membentuk pola respons yang lebih bijak dan solutif.
2. Perkuat Kemampuan Mendengarkan
Latihan sederhana seperti menunda respon saat orang lain berbicara atau merangkum kembali apa yang mereka sampaikan bisa meningkatkan kemampuan active listening. Kalau rutin melakukan latihan ini bahkan dalam interaksi informal sehari-hari, pada akhirnya kamu akan menjadi pendengar lebih baik dan mampu merespon dengan lebih tepat.
3. Belajar Komunikasi yang Jelas dan Positif
Ketika berbicara, gunakan bahasa yang lugas tapi tetap ramah. Hindari nada defensif dan biasakan menyampaikan solusi dengan kalimat yang menenangkan seperti, “Saya/kami akan bantu segera” atau “Terima kasih sudah menginformasikan hal ini.”
4. Minta Feedback untuk Berkembang
Jangan pernah ragu untuk meminta feedback dari atasan, rekan kerja, atau bahkan dari pelanggan langsung jika memungkinkan. Feedback atau masukan bisa menjadi cermin untuk melihat dan menyadari hal-hal yang mungkin selama ini kita ‘lewatkan’ dalam interaksi sehari-hari.
5. Amati Profesional yang Sudah Andal
Kamu juga bisa belajar dari role model yang punya reputasi baik dalam hal pelayanan. Memiliki role model akan sangat membantu untuk latihan dan meniru. Perhatikan bagaimana mereka berkomunikasi, merespons masalah, atau menenangkan situasi tegang.
Nah, dengan memahami pengertian, melihat contoh konkret, dan mulai melatihnya dari hal-hal kecil, kamu sedang membangun keunggulan yang jarang dimiliki banyak orang. Skill ini bisa membuatmu tampil menonjol di mata atasan, dipercaya oleh rekan kerja, dan dihargai oleh klien atau pelanggan!
Yuk, jadikan service oriented mindset sebagai bagian dari karaktermu! Mari menjadi karyawan pek sekaligus manusia yang lebih berarti bagi orang lain. Eksplor lebih banyak wawasan pengembangan diri dan tips kerja profesional lainnya di artikel-artikel lain dari Thamrin Group.
Artikel Yang Terkait
26 May 2025
5 Teknik Manajemen Waktu Bekerja ala Karyawan Produktif
Baca Selengkapnya
19 May 2025
Kerja di Otomotif Bisa Jadi Apa Aja! Dari Sales, Promotion, hingga Digital
Baca Selengkapnya
12 May 2025
Apa itu Posisi Non Staff? Ini 5 Perbedaan Utamanya dengan Staff
Baca Selengkapnya