Pernahkah kamu merasa lebih nyaman berbelanja di suatu tempat karena pelayanannya ramah dan responsif? Atau mungkin kamu jadi pelanggan setia sebuah brand karena mereka cepat tanggap terhadap pertanyaan atau keluhanmu? Nah, pengalaman seperti ini merupakan hasil nyata dari pendekatan kerja yang customer oriented.
Di banyak industri dan dunia kerja, cara memperlakukan pelanggan dan membangun hubungan yang baik juga menjadi nilai tambah yang sangat dihargai. Banyak perusahaan kini mencari karyawan yang tidak hanya terampil teknis, tapi juga mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang tepat. Terutama untuk posisi layaknya sales atau customer service.
Saat ini, konsep customer oriented menjadi semakin penting dan ditekankan. Pada dasarnya, customer oriented adalah pendekatan kerja yang menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama. Melalui artikel ini, ayo bahas lebih dalam tentang arti customer oriented, pentingnya sikap ini di dunia kerja, serta contoh nyatanya dalam pekerjaan sehari-hari.
Apa itu Customer Oriented?
Customer oriented adalah pendekatan atau sikap kerja yang menempatkan kepuasan dan kebutuhan pelanggan sebagai prioritas utama dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil.
Dalam konteks menjalankan sikap customer oriented, pelanggan dianggap sebagai pihak yang menerima produk atau layanan sekaligus pihak yang penting dalam proses yang lebih besar untuk memastikan kesuksesan dan pertumbuhan perusahaan.
Sikap customer oriented pun tidak hanya sebatas memberikan pelayanan yang baik, tetapi juga melibatkan pemahaman mendalam tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan pelanggan, bagaimana cara mereka berinteraksi dengan produk atau layanan, dan bagaimana perusahaan dapat memberikan solusi terbaik untuk masalah mereka..
Menerapkan prinsip customer oriented dalam pekerjaan berarti memiliki kemampuan untuk melihat situasi dari sudut pandang pelanggan. Kita harus mampu memiliki komunikasi yang jelas, merespon keluhan dengan cepat, dan memahami bagaimana tindakan kita dapat mempengaruhi pengalaman pelanggan dan hubungan jangka panjang dengan mereka.
Pentingnya Sikap Customer Oriented dalam Dunia Kerja
Dalam dunia kerja yang terus berkembang, sikap customer oriented menjadi salah satu soft skill yang semakin dicari. Bukan hanya di bidang pelayanan pelanggan, tetapi juga di berbagai posisi lain yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan klien atau konsumen.
Karyawan yang memiliki pola pikir customer oriented dinilai mampu membangun hubungan yang lebih baik, menciptakan pengalaman positif, dan meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan. Hal ini berdampak langsung pada loyalitas pelanggan dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.
Berikut beberapa alasan mengapa sikap customer oriented itusangat penting:
1. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Ketika kamu mampu memahami dan memenuhi harapan pelanggan, mereka akan merasa dihargai. Pelanggan yang puas cenderung kembali, bahkan merekomendasikan layananmu ke orang lain.
2. Membantu Membangun Reputasi Perusahaan
Perusahaan dengan tim yang mampu menjalankan sikap customer oriented lebih mudah membangun citra positif di mata publik. Ini menjadi nilai tambah yang kuat di tengah persaingan pasar.
3. Mempermudah Penyelesaian Masalah
Sikap yang berorientasi pada pelanggan membantu kamu tetap tenang dan fokus saat menangani keluhan. Pendekatan ini memudahkan tercapainya win-win solution atau solusi dimana semua pihak diuntungkan.
4. Menumbuhkan Budaya Kerja Kolaboratif
Saat satu tim memiliki semangat yang sama untuk melayani pelanggan, kerja sama pun terasa lebih solid. Setiap orang paham tujuan bersama dan siap saling mendukung.
Contoh Sikap Customer Oriented dalam Pekerjaan Sehari-hari
Sikap customer oriented bukan hanya konsep teori yang berlaku di ruang rapat atau pelatihan. Dalam praktiknya, hal ini tercermin dari tindakan-tindakan sederhana yang kamu lakukan setiap hari di tempat kerja.
Berikut beberapa contoh sikap customer oriented yang bisa kamu terapkan:
1. Mendengarkan dengan Aktif
Mendengarkan keluhan atau kebutuhan pelanggan tanpa menyela dan menunjukkan empati adalah langkah awal membangun kepercayaan. Dengan menjadi pendengar yang baik, kamu bisa memahami masalah secara lebih utuh dan memberikan solusi yang benar-benar sesuai dengan harapan mereka. Lantas, pelanggan pun akan merasa dihargai dan lebih terbuka.
2. Menyampaikan Informasi dengan Jelas
Komunikasi yang transparan dan tidak berbelit-belit membantu pelanggan merasa nyaman dan yakin terhadap layanan yang diberikan. Sampaikan informasi secara langsung, gunakan bahasa yang mudah dipahami, dan pastikan tidak ada detail penting yang terlewat. Ini akan mengurangi potensi miskomunikasi dan meningkatkan kepercayaan pelanggan.
3. Tanggap dan Proaktif
Menanggapi pertanyaan atau masalah dengan cepat, serta menawarkan solusi sebelum diminta, menunjukkan bahwa kamu peduli dan siap membantu. Sikap proaktif juga mencerminkan bahwa kamu memahami kebutuhan pelanggan dengan baik, bahkan sebelum mereka menyadarinya sendiri.
4. Menjaga Sikap Profesional dalam Situasi Sulit
Tidak semua interaksi dengan pelanggan itu selalu berjalan mulus. Terkadang, ada beberapa tipe orang yang agak menantang untuk dipahami. Namun, menjaga sikap tenang dan solutif saat menghadapi pelanggan yang sulit justru memperlihatkan kualitas pelayanan yang sesungguhnya.
5. Menggunakan Kata-Kata yang Membangun: ‘Magic Words’
Pemilihan kata yang positif dan solutif bisa membentuk pengalaman pelanggan yang lebih menyenangkan. Untuk ini, ada yang dinamakan Magic Words yang sering kali terkait dengan tiga kata sederhana yaitu sorry (maaf), thank you (terima kasih), dan please (tolong).
Selain itu, Magic Words juga terkait dengan pilihan tutur kata sebagai kunci untuk menciptakan koneksi emosional dan membangun kepercayaan pelanggan. Berikut beberapa contoh nyatanya:
-
Saat pelanggan bertanya soal layanan tertentu:
Daripada berkata: “Tidak bisa.”
Lebih baik ucapkan: “Sebentar ya, saya bantu cek ke bagian terkait.” atau “Maaf, bagaimana jika saya bantu hubungkan ke bagian yang menangani?” -
Saat pelanggan ingin booking servis:
Hindari berkata: “Saya bukan orang yang bertugas.”
Gantilah dengan: “Mohon ditunggu, saya akan hubungi bagian servis untuk Bapak/Ibu.” -
Ketika pelanggan menyampaikan keluhan teknis:
Jangan katakan: “Itu bukan tanggung jawab saya.”
Alihkan dengan: “Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, saya coba bantu hubungkan ke bagian service untuk dicek lebih lanjut.” -
Jika pelanggan ingin bicara dengan seseorang yang sedang tidak di tempat:
Jangan jawab: “Bapak telepon lagi saja nanti.”
Lebih baik katakan: “Mohon maaf, beliau sedang tidak di tempat. Boleh tinggalkan nomor telepon? Kami akan hubungi kembali.”
Dengan pandai menggunakan Magic Words seperti ini, kamu tidak hanya terlihat profesional, tapi juga menunjukkan kepedulian dan kesiapan membantu; dimana ini merupakan dua hal penting dalam membangun kepercayaan pelanggan.
Nah, nilai-nilai seperti inilah yang juga dijunjung tinggi oleh perusahaan modern, termasuk Thamrin Group. Dalam budaya kerja yang mengutamakan kepuasan pelanggan, memiliki sikap customer oriented menjadi keunggulan tersendiri.
Jika kamu ingin berkembang di lingkungan kerja yang menjunjung tinggi nilai pelayanan dan kepuasan pelanggan dengan sikap customer oriented, Thamrin Group bisa jadi tempat yang tepat. Yuk, lihat peluang kariernya langsung di laman karier Thamrin Group.